1. Gambarkan Sistem kelistrikan di Indonesia
mulai dari pembangkit
listrik sampai ke pelanggan (beban).
2. Jelaskan kenapa rugi-rugi energi listrik akan lebih kecil jika
listrik ditransmisikan dengan saluran tegangan tinggi ?
3. Jelaskan kenapa diameter penampang kawat transmisi dengan tegangan tinggi dapat lebih kecil dari tegangan menengah !
4. Apakah yang dimaksud dengan SUTT, SUTET, SUTUT dan TM/TR)?
5. Apakah gunanya Trafo Step Up dan trafo Step Down dalam sistem
kelistrikan?
6. Di sisi mana saja masing-masing trafo itu digunakan?
7. Apakah yang dimaksud dengan sistem interkoneksi ? Apa saja manfaat sistem interkoneksi? Berikan contoh kasus sitem Jawa-Bali.
listrik sampai ke pelanggan (beban).
2. Jelaskan kenapa rugi-rugi energi listrik akan lebih kecil jika
listrik ditransmisikan dengan saluran tegangan tinggi ?
3. Jelaskan kenapa diameter penampang kawat transmisi dengan tegangan tinggi dapat lebih kecil dari tegangan menengah !
4. Apakah yang dimaksud dengan SUTT, SUTET, SUTUT dan TM/TR)?
5. Apakah gunanya Trafo Step Up dan trafo Step Down dalam sistem
kelistrikan?
6. Di sisi mana saja masing-masing trafo itu digunakan?
7. Apakah yang dimaksud dengan sistem interkoneksi ? Apa saja manfaat sistem interkoneksi? Berikan contoh kasus sitem Jawa-Bali.
Jawaban :
1. Gambar Sistem Kelistrikan di Indonesia
2. Ketika tegangan ditinggikan pada daya yang
sama maka nilai arus yang mengalir akan semakin kecil, sehingga sesuai rumus
daya yang hilang P= I2 R maka jumlah daya yang hilang akan semakin
kecil
3. Ketika tegangan ditinggikan maka jumlah arus
yang mengalir semakin kecil dan untuk mengalirkan arus yang kecil digunakanlah
diameter penampang kawat transmisi yang lebih kecil dikarenakan lebih ekonomis.
Ukuran diameter kawat transmisi sesuai dengan besar kecil arus yang melewati
kabel transmisi tersebut.
4. A. SUTT ( Saluran Udara Tegangan Tinggi )
Mentransmisikan atau menyalurkan energy
listrik dengan kekuatan 70 KV – 150 KV
B.
SUTET ( Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi )
Mentransmisikan atau menyalurkan energy
listrik dengan kekuatan 550 KV
C.
SUTUT ( Saluran Udara Tegangan Ultra Tinggi )
Mentransmisikan atau menyalurkan energy
listrik dengan kekuatan 765 KV – 1000 KV
D. TM (
Tegangan Menengah )
Mentransmisikan listrik dengan kekuatan 20 KV
E. TR (
Tegangan Rendah )
Mentransmisikan atau menyalurkan energy
listrik dengan kekuatan 220 V / 380 V
5.
- Trafo Step-Up = Untuk meningkatkan tegangan listrik (
jumlah lilitan
sekunder
lebih banyak dari primer)
- Trafo
Step-Down = Untuk menurunkan tegangan listrik ( jumlah lilitan
primer lebih
banyak dari sekunder)
6.
- Trafo Step-Up
Menaikkan tegangan dari pembangkit listrik
yang akan ditransmisikan melalui SUTET tegangan yang dinaikkan biasanya dari
20kV menuju 500kV
-
Trafo
Step-Down
1.
Menurunkan
tegangan dari SUTET dari 500kV menjadi 150kV dengan tegangan ini biasa
digunakan untuk pabrik atau industri besar.
2.
Lalu
tegangan 150kV diturunkan lagi menjadi 20kV untuk gedung-gedung besar atau
bisnis.
3.
Selanjutnya
tegangan 20kV diturunkan lagi menjadi 220kV dan disalurkan untuk rumah- rumah
penduduk.
7.
Sistem
Interkoneksi = sebuah jaringan penghubung antar beberapa
pembangkit
yang
mensuplai pelanggan yang ada dalam system
Manfaat sistem interkoneksi ini adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan mutu dan keandalan pasokan tenaga
listrik,
- Daerah yang surplus energi dapat membantu
daerah yang defisit energi listrik,
- Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan,
- Meningkatkan efisiensi biaya dalam pengelolaan
penyediaan tenaga listrik.
Sistem interkoneksi 500 kV Jawa Bali
terdiri atas 23 bus dengan 28 saluran dan 8 pembangkit.
Pembangkit-pembangkityang terpasang antara lain pembangkit Suralaya, pembangkit
Muaratawar, pembangkit Cirata, pembangkit Saguling, pembangkitTanjungjati,
pembangkit Gresik, pembangkit Paiton, dan Pembangkit Grati. Diantara 8
pembangkit tersebut, pembangkit Ciratadan pembangkit Saguling yang merupakan
pembangkit tenaga air, sedangkan pembangkit yang lainnya merupakan
pembangkittenaga uap, adapun pembangkit Suralaya bertindak sebagai pembangkit slack